Romo KH.Ahmad Basyir (Pengasuh PP. Darul Falah Jekulo Kudus) atau yang biasa akrab disapa Mbah adalah orang tua sekaligus guru kita semua dalam hal riyadhoh utamanya sebagai mujiz (orang yang berhak memberikan ijazah) Kitab Dalail Al Khairot kepada santri-santri dimana pun adanya,terutama di daerah Jawa.
Yah,santri-santri yang sudah lulus /khatam Alfiyah seperti di Pesantren Assalafiyah Luwungragi biasanya akan melanjutkan target studynya melalui riyadhoh atau riyalat sekaligus berhidmah di pesanten tercinta. Riyadhoh atau riyalat ini adalah satu usaha santri untuk mengasah kecedersan emosional kalau anak pesantren mengatakan untuk melatih hawa nafsu serta menata hati,salah satunya adalah dengan dengan riyadhoh (tirakat,bahasa jawa red).
Tirakat dalam hal ini tentu yang dimaksud adalah yang berarti positive karena menurut Guru kita semua yaitu Romo KH.Subhan Ma’mun ,” tirakat itu fungsinya untuk naleni”.
Naleni dalam bahasa jawa artinya mengikat,yah mengikat dalam hal ini adalah mengikat ilmu kita yang telah ditempuh mulai dari tingkat mabadi sampai dengan mutallimin,semoga saja dengan riyadhoh (tirakat) baik dengan dalail Al Khairat ataupun Dalail Quran,ilmu kita lebih terikat/lebih nempel di hati kita.Amin !
Selain mencari (nyadong) barokah Mbah Basyir dengan meminta ijazah dala’il kepadanya,santri Assalafiyah Luwungragi pun ketika melanjutkan aliyah biasanya diberi ijazah dalail al khairat dan manaqib nurul burhan Syekh Abdul Qodir Al Jaelani oleh guru kita (KH.Subhan Ma’mun).
Kalau kita pernah mendapatkan ijazah dalail dari Mbah Basyir Jekulo Kudus,tentu jangan sampai lupa sering kirim hadiah fatihah untuk beliau,baik selepas sholat wajib atau pun pada waktu mustajab lainya.
Yah Mbah Basyir beliau adalah Pengasuh PP. Darul Falah Jekulo Kudus,yang mana beliau wafat pada hari Selasa 18 Maret 2014, pukul 00.15 WIB.
Seperti yang disampaikan di awal selain dikenal sebagai Kyai Kharismatik beliau juga di kenal sebagai kyai pemberi Ijazah Dalail al Khoirot. Dalailul Khairat merupakan kitab yang berisi kumpulan tentang shalawat kepada Nabi Saw dengan bentuk redaksi yang bermacam-macam (bersifat variatif).
Sebuah kitab kecil (kutaib,shighot tasghirnya) tersebut merupakan karya seorang ulama Maroko/Maghrib, Afrika Utara. Kitab ini sangat masyhur di kalangan pondok pesantren khususnya pesantren salaf atau yang masih memegang erat pembelajaran kurikulum kitab klasik.Nail al-Masarat fi Tashih Dalail al-Khairat merupakan kitab yang telah ditashih (pembetulan) oleh KH. Ahmad Basyir.
Pada halaman 5, beliau mengatakan abhwa: “Karena saking banyaknya cetakan, terdapat banyak kekeliruan yang akibatnya merubah makna.”
Adapun sanad Dalail al-Khairat KH. Ahmad Basyir sampai ke pengarangnya adalah: KH. Ahmad Basyir Jekulo Kudus, dari Syaih Yasin Jekulo Kudus dan Syaikh Muhammadun Pondohan, dari Syaikh Muhammad Amir bin Idris Pekalongan, dari Syaih Muhammad Mahfudz Mekkah, sampai ke sang penyusun Syaikh Sulaiman al-Jazuli Maroko.
Di ceritakan muncul awalnya Dalail Khairat yakni ketika ulama besar Syekh Sulaiman Al-Jazuli Maroko pergi ke Baitullah, Mekah bersama santrinya. Namun di tengah jalan rombongan kehabisan air. Akhirnya dia menemukan sumur yang dalam namun tidak ada gayungnya. Saat itu muncullah anak perempuan penduduk setempat yang meminta Syekh Sulaiman Al-Jazuli untuk membaca selawat kepada Nabi Muhammad. Seketika itu, air yang ada di dalam sumur tersebut tiba-tiba naik. Lalu akibat peristiwa tersebut Syekh Sulaiman Al-Jazuli akhirnya mengarang kitab Dalail Khairat yang berisi kumpulan salawat kepada Nabi Muhammad.
Puasa Dalailul Khairat, yakni puasa riyadhoh sunnah yang dilakukan dalam waktu beberapa tahun. Setiap hari membaca kitab Dalail Khairat yang berisi kumpulan shalawat. “Puasa Dalail itu ada dua, Dalai Khairat dengan Dalail Quran. Perbedanya terletak pada lamanya berpuasa dan bacaan setiap hari,”
Puasa Dalailul Khairat dilakukan selama tiga tahun dan setiap hari membaca kitab Dalail Khairat yang berisi shalawat. Sebagai, “Tabarukan saja (mencari berkah) sesuai anjuran Al-Quran. sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat kepada Nabi. Wahai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kalian dan ucapkanlah salam penghormatan kepada-Nya (Surat Al-Ahzaab ayat 56),”.
Wallahu ‘alam bishowwab
There are no comments yet, add one below.