Karangan Syekh Muhammad Mahfudz bin Abdullah At-Tarmasi
BAGIAN PERTAMA
Pangantar seputar wali, kewalian dan kekeramatan
BAGIAN KEDUA
Pertama, pemaparan pandangan Tajuddin As-Subki terkait keramat para wali
1. Kritik kaum Qadariyah (Muktazilah) dan bantahannya: mempercayai keramat wali menjadikan akal sehat tersesat
2. Kritik kaum Qadariyah yang menyamakan antara mukjizat dengan keramat berikut bantahannya
3. Kritik kaum Qadariyah terkait pengakuan seorang wali yang mempunyai keramat tanpa disertai bukti berikut sanggahannya
4. Kritik kaum Qadariyah terkait keramat para wali yang tidak dapat dikonsumsi oleh masyarakat umum berikut bantahannya
5. Kritik kaum Qadariyah bahwa para Sahabat Nabi tidak mempunyai keramat berikut bantahan dan pemaparan riwayat yang membuktikan yang mereka miliki keramat
Kedua, pemaparan pandangan Ibnu Hajar Al-Haitami terkait keramat para wali
1. Dasar hukum eksistensi keramat para wali berdasarkan dalil naqli
2. Perbedaan antara mukjizat, keramat, istidraj dan sihir
BAGIAN KETIGA
Perihal keganjilan yang mencuat dari para wali
1. Perbedaan antara intuisi para nabi dengan intuisi para wali
2. Wali yang memproklamirkan diri mereka sebagai Allah dalam ungkapan mereka
3. Mana yang lebih utama: ulama lahir atau ulama batin?
4. Melihat Nabi Saw. dalam kondisi sadar
5. Melihat Allah Swt. dalam kondisi sadar
BAGIAN KEEMPAT (PENUTUP)
Rijal Al-Ghaib (para wali yang tak ditampakkan oleh Allah), struktur kewalian, dan pemaparan hujah-hujahnya.
There are no comments yet, add one below.